Sabtu pagi (18/01/20) Masjid At-Taqwa Klampok yang terletak di dalam komplek SMK Muhammadiyah 2 Benjeng menjadi semarak berbeda dengan hari biasanya. Ada beberapa siswa kelas XII OTKP(Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran) yang bertugas mengisi kegiatan Muhadharah yang rutin diadakan setiap hari Sabtu mulai jam 07.00 sampai 08.00.

Dimulai dengan pembacaan tilawah Al-Quran kemudian dilanjutkan penyampaian tausiyah oleh dua orang siswa yang sudah disiapkan oleh Sumaiyah, S.Pd sang Wali Kelas beberapa hari sebelumnya. Faradilah, salah satu pembicara tampak begitu bersemangat menyampaikan tausiyah tentang orang-orang yang melalaikan Sholat dan cara menjalankan sholat yang khusyu. Di sela-sela tausiyahnya, ia tak lupa menyelipkan beberapa ayat dan kisah sahabat yang berbicara tentang pentingnya menjalankan sholat secara khusyu dan tuma’ninah.

Arif Rahman Ayyubi, pembicara kedua juga tak kalah bersemangat dalam menyampaikan tausiyahnya. Meskipun cukup singkat tapi karena dibumbui dengan banyolan yang lucu cukup mampu menghidupkan suasana di masjid itu.

Setelah kedua pembicara tersebut tampil, acara ditutup dengan pembacaan doa dan evaluasi terhadap jalannya acara oleh koordinator Ismuba M.M hadi Firmansyah, S.Pd. “Meskipun tergolong lancar dalam menyampaikan tugasnya, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama tentang fokus pembicara dalam menyampaikan materinya”, ulas Firmansyah.

Muhadharah memang telah menjadi kegiatan rutin di sekolah ini selama 2 tahun terakhir. Ainul Yakin, S.Pd selaku Waka Kesiswaan mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih keberanian siswa berbicara di depan umum. Selain itu, diharapkan juga akan lahir kader-kader dakwah Muhammadiyah yang lahir dari SMK Muda ini. “Kenyataan bahwa masih minimnya jumlah kader dakwah Muhammadiyah dari kalangan remaja membuat kami prihatin dan tergerak untuk mengadakan kegiatan ini”, demikian imbuhnya.

Dari pihak siswa sendiri, mereka merasa kegiatan ini sangat positif dalam mengasah dan mengembangkan keterampilan mereka dalam hal public speaking. “Terus terang saya harus berusaha keras untuk tampil sebagus mungkin sebagai pembawa acara, masalah saya yang belum bisa terselesaikan sampai sekarang adalah mengatasi grogi dalam berbicara di depan banyak banyak, mudah-mudahan muhadharah tetap bisa berjalan secara rutin untuk kedepannya”, ujar Mita, siswi yang bertugas sebagai pembawa acara waktu itu. (Mita Octavia/XII OTKP)